Bismillah...

welcome to qamie's world

Wednesday, February 23, 2011

Sumber Matematika Babilonia Kuno



Sejak sebelum pertengahan abad XIX ahli arkheologi yang bekerja di Mesopotamia secara teratur telah menggali sekitar setengah juta tablet tanah liat yang bertulis (berpahat) dan lebih dari dari 50ribu tablet yang digali berasal dari daerah Nippur kuno. Dari setengah juta tablet itu kira-kira 300 buah telah dikenal sebagai tablet khusus matematika karena memuat tabel dan daftar soal-soal matematika. Untuk memperoleh pengetahuan tentang matematika Babilonia kuno yaitu dengan mengungkapkan dan menafsirkan secara ilmiah dari banyak tablet-tablet matematika ini.
Awalnya Grotefend mencoba untuk memecahkan teka-teki itu, kemudain pada tahun 1347 Rawlinson menyempurnakan hasil dari Grotefend. Tablet-tablet itu ternyata mengenai semua tahap dan kepentingan-kepentingan dari kehidupan jamannya dan meliputi banyak jaman dari sejarah Babilonia, yaitu mengenai risalah-risalah matematika dari jaman:
1.       Sumeria terakhir, kira-kira 2100 SM
2.       Dinasti Babilonia yaitu dari jaman Raja Hammurabi dan seterusnya sampai sekitar 1600SM
3.       Kerajaan Babilonia baru dari Nebuchadnezzar dan diikuti jaman Persia dan Seleucidan pada masa sekitar 600 SM sampai 300 SM
Kekosongan antara golongan (jaman) kedua dan ketiga jatuh bersamaan dengan masa yang sangat bergolak dalam sejarah Babilonia. Banyak pengetahuan tentang isi dari tablet-tablet matematika ini tidak lebih tua 1935 dan sebagian besar disebabkan oleh penemuan-penemuan yang menarik perhatian dari Otto Neugebauer dan F.Thureau-Dangin. Karena kerja penafsiran tablet-tablet ini masih berlangsung, penemuan yang baru dan sama menariknya sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Matematika Kuno di Dunia Timur Kuno



Matematika kuno memerlukan dasar praktis bagi perkembangannya dan dasar serupa itu muncul dengan evolusi dari bentuk-bentuk masyarakat yang lebih maju. Bentuk-bentuk baru masyarakat muncul sepanjang beberapa sungai besar dari Afrika dan Asia, seperti Sungai Nil di Afrika, Sungai Tigris dan Eufrat di Asia Barat, Sungai Indus dan Gangga di Asia Tengah bagian Selatan, Sungai Hwang Ho dan Yang-Tse di Asia Timur. Masyarakat Timur Kuno mengeringkan rawa-rawa, melakukan pengawasan terhadap banjir, dan melakukan pengairan sehingga memungkinkan untuk mengubah tanah-tanah sepanjang sungai itu menjadi daerah pertanian yang kaya sekaligus menyatukan wilayah-wilayah yang semula terpisah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika kuno lahir di daerah-daerah tertentu dari dunia timur kuno pertama-tama sebagai ilmu praktis untuk membantu usaha-usaha pertanian dan teknik. Usaha-usaha ini memerlukan perhitungan penanggalan yang dapat dipakai, perkembangan timbangan dan ukuran untuk menghitung hasil panen, penyimpanan dan pembagian bahan makanan, penciptaan cara mengukur tanah guna pembuatan saluran dan waduk dan untuk pembagian tanah, dan pembinaan cara-cara keuangan dan perdagangan untuk menarik pajak dan untuk bidang usaha.

Matematika awalnya diutamakan hanya untuk perhitungan praktis dan pengukuran. Suatu keahlian khusus lahir untuk membina, menerapkan, dan mengajarkan ilmu yang praktis itu. Namun, dalam keadaan serupa itu kecenderungan ke arah abstraksi pasti tumbuh dan sampai batas tertentu ilmunya lalu dipelajari demi ilmu itu sendiri. Dengan cara ini aljabar akhirnya tumbuh dari aritmetika dan permulaan dari geometris teoritis tumbuh dari pengukuran.

Dalam semua matematika timur kuno orang tidak dapat menjumpai sebuah contoh pun dari apa yang dinamakan dengan pembuktian, yang ada hanyalah uraian suatu proses dan bukan bukti. Sehingga pada masa itu orang diajarkan untuk mengerjakan ini, dan seterusnya. Sebagai ilustrasinya yaitu, ketika kita diajarkan tentang persamaan kuadrat maka kita tidak menemukan derivasi dari proses-proses yang digunakan maupun penjelasan proses dalam pengertian umum, tetapi kita diberikan sejumlah besar persamaan kuadrat tertentu dan kemudian kita diberitahukan langkah demi langkah bagaimana menyelesaikan masing-masing contoh tertentu itu. Dan tanpa disadari cara ini masih kita pergunakan hingga sekarang untuk mengajarkan bagian-bagian matematika di Sekolah Dasar dan Lanjutan.

Kesulitan dalam menentukan waktu terjadinya penemuan-penemuan di dunia timur kuno, antara lain :
1. Susunan masyarakatnya yang statis dan terasingnya daerah-daerah tertentu untuk masa yang lampau
2. Alat penulisan yang dipakai untuk memelihara penemuan-penemuan itu
Orang Babilonia menggunakan tablet tanah liat yang dibakar yang tak dapat binasa.
Orang Mesir menggunakan batu dan papyrus, sehingga tahan lama karena iklim yang luar biasa keringnya di daerah itu.
Orang China dan India Kuno menggunakan alat yang mudah rusak, seperti kulit pohon dan bambu.

Followers