Bismillah...

welcome to qamie's world

Thursday, March 26, 2020

Terima Kasih Corona

Terima kasih corona...

Kau muncul di akhir tahun 2019 dan skrg sudah memasuki bulan ketiga sejak kemunculanmu. Hingga saat ini kami masih berupaya untuk menemukan vaksin serta obat untuk mengatasimu. Setiap orang panik saat mendengar jika kau berada di dekat kami.

Hingga saat ini yang bisa kami lakukan hanyalah mengupayakan agar kau tidak semakin berkeliaran dengan melaksanakan physical distancing, yaitu sebisa mungkin menjaga jarak dengan orang lain.
Ya , menjaga jarak dengan orang lain.

Sebelum kau muncul, kami bagaikan tak ada jarak. Hampir setiap kali kami meluangkan waktu untuk hanya sekedar berkumpul dan ngobrol santai. Bahkan ada yang mereka bekerja selama seminggu tetapi hasil kerjanya habis hanya dalam waktu beberapa jam saja. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk berkumpul atau nongkrong - nongkrong tanpa tujuan.

Sebelum kau muncul, hampir setiap orang yang bekerja itu orientasinya bukan lagi pada kebutuhan pokok. Akan tetapi bagaimana bisa bergaya. Mobil dan rumah satu pun tak cukup bagi mereka. Sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk memenuhi kepuasan hatinya pada harta.

Sebelum kau muncul, mereka yang hidup berlebih memilih untuk menghabiskan uangnya di Mall atau makan di restoran mahal. Padahal di balik tembok rumahnya ada keluarga yang sedang merintih kelaparan, di depan halamannya ada orang yang mengais sampah agar bisa makan di hari itu. Atau bahkan sisa makanan di tempat sampah pun mereka makan karena bingung hendak makan apa lagi... Jika tidak, maka mereka yang miskin bisa mati karena kelaparan.

Sebelum kau muncul, masjid sepi dan hanya beberapa jamaah yang hadir didalamnya karena mereka sudah terlalu lelah dengan urusan duniawi sehingga lupa untuk menyiapkan bekal di akhirat. Pulang kampung menjadi sebuah tradisi dan banyak orang yang memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan berlebihan. Dan ketika sudah sampai dikampung yang diceritakan adalah rasa bangga karena sudah berhasil di tanah perantauan...Bukan rasa syukur karena sudah berbagi manfaat dengan banyak orang.

Kini, kau muncul corona... mengajarkan kami untuk physical distance

Kini kami harus benar - benar menjaga jarak. Berbicara dan ngobrol hanya sekedarnya dan sesuai dengan tujuan serta bermanfaat. Bisa jadi, setelah ini tak ada lagi ghibah, tak ada lagi gosip, tak ada lagi hasut. Aamiin aamiin aamiin. Yang ada hanyalah setiap lisan yang sibuk berdzikir dan berdoa kepada Rabbnya.

Kini orang yang pergi keluar rumah adalah mereka yang benar - benar memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana hari itu mereka bisa makan. Sehingga insyaAlloh orang akan lebih mencari rejeki yang halal dan jelas.

Kini tak ada lagi pasangan - pasangan yang belum halal terlihat jalan berduaan di jalan atau makan bersama di restaurant. Ibu kembali pada tugas pokoknya yaitu mengurus rumah tangga dan rumah menjadi hangat karena sering dijadikan tempat berkumpul keluarga. Orang kini lebih peduli dan lebih ringan untuk bersedekah. Tak ada lagi orang yang mati karena kelaparan di jalanan.

Kini masjid semakin sepi tapi tahukah kau corona? Kini masjid itu pindah ke setiap rumah. Rumah dijadikan tempat ibadah untuk berjamaah dalam keluargany. Rumah dijadikan tempat untuk menuntut ilmu. Waktu orang tua lebih banyak diberikan untuk mendidik anak - anaknya di rumah. Dan mereka yang pergi merantau tak bisa pulang dan tak bisa menceritakan rasa bangga akan kesuksesannya. Dan seketika muncul perasaan ingin bekerja di kampung halaman walaupun gaji hanya untuk makan.

Ya terima kasih corona... Karena mu kini kami tahu hidup yang lebih baik...
Tugasmu kini sudah selesai, kembalilah ke tempat asalmu
Semoga Alloh swt segera menghilangkan mu dari bumi tercinta, sehingga kami bisa kembali meramaikan masjid dan kami bisa beribadah lagi di Tanah Suci Masjidil Haram

Dari kami yang merindukan suara adzan yang saling bersautan, dan kami yang ingin pergi Umroh dan Haji

Followers