Bismillah...

welcome to qamie's world

Sunday, March 6, 2011

Geometri Babilonia


Berhubungan erat dengan pengukuran praktis. Orang-orang Babilonia dari tahun 2000-1600 SM sudah mengenal aturan umum untuk menghitung luas segi empat siku-siku, luas dari segitiga siku-siku dan sama kaki (dan mungkin segitiga pada umumnya), luas trapezium dengan salah satu kaki tegak lurus sepasang sisi yang sejajar, dan yang lebih umum lagi yaitu dapat menghitung volume prisma tegak dengan alas trapezium. Keliling lingkaran diambil tiga kali garis tengah dan luasnya seperduabelas kuadrat dari keliling (keduanya benar untuk π=3), dan volume sebuah silinder tegak didapat dengan menemukan hasil kali luas alas dengan tingginya. Volume dari sebuah kerucut atau sebuah piramida persegi terpancung secara keliru ditentukan dengan hasil kali tinggi dan setengah jumlah luas alasnya. Mereka juga tahu bahwa sisi-sisi yang bersesuaian dari 2 buah segitiga siku-siku yang sebangun adalah sebanding (proporsional), bahwa garis tegak lurus melalui titik puncak dari sebuah segitiga sama kaki membagi sama garis alasnya, dan bahwa sebuah sudut yang dilukis pada sebuah setengah lingkaran adalah suatu sudut siku-siku. Teorema phytagoras juga telah dikenal.
Ciri utama dari geometri Babilonia adalah bercorak aljabaris. Persoalan-persoalan yang lebih pelik yang tersimpul dalam peristilahan geometri pada dasarnya merupakan soal-soal aljabar yang bukan sederhana (non-trivial). Contohnya pada soal yang mengenai garis transversal yang sejajar pada sebuah sisi dari segitiga siku-siku, yang menjurus ke persamaan kuadrat. Ada sebuah tablet di Yale yang boleh jadi dari 1600 SM yang memuat terjadinya persamaan kubik yang umum dalam sebuah pembahasan dari volume dari sebuah pyramid terpancung, sebagai hasil dari eliminasi dari z dari system persamaan tipe.
z(x^2+y^2 )=A
z=ay+b
x=c
karena orang Babilonia kuno inilah pembagian yang sekarang kita pakai terhadap keliling lingkaran dalam 360 bagian-bagian yang sama. Banyak penjelasan yang telah dikemukakan untuk menjawab mengapa dipilih 360. Dari sekian banyak penjelasan, ada satu penjelasan yang lebih masuk akal. Yaitu satu mil Babilonia, sama dengan kira-kira 7 mil kita. Karena mil Babilonia digunakan untuk mengukur jarak-jarak yang lebih jauh, sehingga wajar jika ini dijadikan pulas sebagai kesatuan waktu, ialah waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 1 mil Babilonia. Pada suatu waktu dalam jangka 1000 th SM, di kala astronomi Babilonia mencapai tahap yang memerlukan pemeliharaan catatan sistematis dari gejala-gejala langit, mil-waktu Babilonia diterima untuk mengukur rentang atau jangka waktu. Karena satu hari yang penuh ternyata sama dengan satu putaran langit, maka satu sikuit penuh dibagi kedalam 12 bagian yang sama. Tetapi demi kemudahan , mil Babilonia telah dibagi dalam 30 bagian yang sama. Dengan demikian kita sampai pada 12*30 = 360 bagian yang sama dalam sebuah putaran yang sempurna.

No comments:

Followers